Sabtu, 15 Mei 2010

History of Aminah

Pagi itu, ya seperti biasanya. Anak-anak SMP kelas 7, seperti pada umumnya, baru seneng-senengnya sekolah. Terjadi perbincangan yang gag banget antara beberapa anak. Mereka adalah Manda, Palid, Muthia, dan Nisa.
“Maen yuk!”ajak Manda dengan polos.
“Maen apaan?”Tanya Palid dengan polos pula, maklum lah, ceritanya kan masih kelas 7
“Aminah.”jawab Manda
“Apaan tuh? Aneh bener.” Kata Muthia
“Yang penting kan maen. Caranya gimana man?” kata Nisa penasaran
Setelah itu, kami mulai mengenal permainan ini. Tepuk yang aneh, dengan lagu karangan sendiri yang unik. Terdapat dua jenis tepuk disini. Tepuk yang pertama adalah tos bersama lawan main dengan tangan kanan terbalik dan tangan kiri menengadah, lalu tos bersama lawan main dengan langan kanan menengadah dan tangan kiri terbalik, selanjutnya tepuk tangan dua kali. Tepuk yang kedua hampir sama dengan tepuk yang pertama , yaitu tos bersama lawan main dengan tangan kanan terbalik dan tangan kiri menengadah, lalu tos bersama lawan main dengan tangan kanan menengadah dan tangan kiri terbalik, selanjutnya tos sekali. Mungkin kalian bisa membuat tepuk yang sama persis dengan tepuk aminah ini. Sangat mudah melakukan itu walaupun sayabelum menceritakan tepuk ini kepada kalian. Ya, karena di tepuk aminah kami tidak melakukan tepuk dengan kayang ataupun terjun ke jurang. Gag ekstrim-ekstrim banget lah.
Selain tepuk, permainan aminah ini juga ada lagunya lho. Kan gag lucu kalo permainan aminah Cuma tepuk doang. Bisa dikira dongo tuh kalo tepuk tangan sendiri. Lagu ini yang buat gag tau siapa, kayaknya sih Manda. Lagu buat permainan aminah ini dibagi menjadi tiga part untuk dua jenis tepuk yang di paragraph sebelumnya sudah saya jelaskan.
Part 1 :
“Aminah, mega sari, mega beti, is death”

Part 2 :
“Aminah megasari mega beti is death”
Part 3 :
“Aminah, beli buku, buku gambar, gambar jeruk, jeruk manis, manis gula, gula jawa, jawa tengah, tengah laut, laut biru, biru hati, hati ayam, ayam jago, jago tinju”
Pada part 1, menggunakan tepuk yang pertama. Part 2 menggunakan tepuk yang kedua. Part 3 juga menggunakan tepuk yang kedua tapi lebih cepat dari tepuk kedua pada part 2. Pada kata tinju pada part 3, kita juga harus meninju lawan(boleh kena boleh gag, asal jangan sampe mati).
Sampai saat ini permainan aminah telah kami sebar luaskan ke beberapa kalangan. Beberapa saat lalu kami ajarkan permainan ini kepada dua teman kami, Izal dan Gilang. Susah banget ngajarinnya. Tapi kami maklumlah, orangnya agak lola deh kayaknya (ampun mas!!). Anggota baru d’Onnyo, Winda, juga telah kami ajarkan tetapi juga belum lancar. Dan saya juga telah mengajarkan kepada teman saya, Tita. Dia sekarang sudah mahir. Pelatih saya juga memuji permainan aminah ini. “Wah, main kayak gini bisa ngelatih ketangkasan ya?” itulah pujian dari Sabeum Rivani, pelatih saya.
Demikian sedikit cerita tentang permainan aminah. Semoga dapat membantu anda semua untuk belajar bermain aminah dan menyebar luaskannnya, walaupun saya akui ini sangat tidak penting.

-tamat-




Cerita ini hanyalah fiktif belaka. Mungkin ada beberapa kisah yang benar-benar terjadi, tetapi ada juga beberapa yang hanyalah fiktif belaka. Tujuan kami hanyalah ingin lebih mempopulerkan permainan tradisional d’Onnyo, Aminah, kepada halayak luas. Apabila cerita ini kurang berkenan di hati pembaca, kami selaku anggota dari d’Onnyo mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Leave a Reply