Jumat, 28 Maret 2014 in

Sang Adam




Sang Adam hanyut dalam aliran lembut air sungai. Tenang dan sepi, hanya ditemani oleh suara malam yang terdengar pedih. Sang Adam hilang ditengah kesepian. Tangan yang seharusnya bisa digenggam oleh sang Adam, tengah pergi berkelana bersama awan dan rintik hujan. Sang Adam kembali bercerita kepada setiap kerikil di bawah air, cerita pilu tentang kesedihannya menanti Hawa kembali. Sang Adam mulai berkelana menyusuri memori. Terus berjalan melewati ribuan memori dengan kaki penuh luka. Lama sudah Sang Adam mencegah letupan emosi di dalam hatinya keluar. Akhirnya Sang Adam kembali bertemu Hawa di romantisme puncak gunung memori. Tangan-tangan lembut Hawa kembali menggenggam Sang Adam. Kebahagiaan menjalar keseluruh tubuh Sang Adam bak api yang disulut di atas daun kering. Adam dan Hawa kembali bersama diantara kerumunan manusia, memori, dan kebahagiaan.

Leave a Reply